Senin, 16 Juni 2014

Analisis laporan keuangan Ratio Probabilitas pada BANK BNI SYARIA











ANALISIS RATIO PROBABILITAS PADA BANK BNI SYARIA

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) ROA (Return On Asset)
Tabel 1
Hasil Perhitungan ROA Bank BNI
Syariah Periode 2010-2012
NO
TAHUN
ROA
GROWTH %
1
2010
0,57%

2
2011
0,78%
0,21%
3
2012
0,96%
0,17%
Sumber: Data Olahan 2013
Hasil perhitungan ROA pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2010, setiap Rp 100 aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp 0,57. Ditahun 2011 perusahaan menghasilkan laba Rp 0,78 dari setiap Rp 100 aktiva. Terjadi peningkatan di tahun 2011sebesar Rp 0,21.

Tabel 2
Ringkasan Aset dan Laba bersih
Bank BNI Syariah 2010-2012
KETERANGAN
2010
2011
2012
ASET
6,394,942
8,466,887
10,645,313
LABA BERSIH
36,512
66,354
101,892
KETERANGAN
GROWTH 2010-2011


ASET
32,40%   2,071,945


LABA BERSIH



Sumber: Data Diolah Dari Ikhtisar Keuangan
Neraca dan Laporan Laba Rugi BNI Syariah
2013
Peningkatan ROA di tahun 2011 karena total aset BNI Syariah yang tumbuh meningkat menjadi Rp 8.467 miliar atau meningkat 32% dari Rp 6.395 miliar di tahun sebelumnya. Perolehan laba di tahun 2011 lebih  baik dibandingkan pencapaian tahun 2010, dimana laba bersih sebesar Rp 66.354 juta mengalami peningkatan sebear 82% (Rp 36.512 juta ) dari tahun   2010.
Nilai ROA pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 0,96 Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp
0,17. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya nilai total asset sebesar 25,73% (Rp 2.178.426 juta). Asset yang terdiri dari Pembiayaan yang diberikan, mengalami peningkatan sebesar
11 43,72%. Hal serupa juga diikuti dengan peningkatan ijarah.
Laba bersih BNI Syariah tahun 2012 tumbuh 53,56% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang meningkat sebesar 82% Rp 66.354 juta menjadi Rp 101.892 juta.

Tabel 3
Matriks Kriteria Peringkat
Komponen ROA
Rasio Peringkat
ROA > 1,5%                  1
1,25% < ROA ≤ 1,5%   2
0,5% < ROA ≤ 1,25%   3
0 < ROA ≤ 0,5%           4
ROA ≤ 0%                     5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2000
Berdasarkan pada SE BI No.6/23/DPNP tahun 2004 (tabel 3)
mengenai pengukuruan kinerja bank dari hasil perhitungan ROA dengan matriks penilaian peringkat, tahun 2010  Bank BNI Syariah dikatakan CUKUP SEHAT. Hal ini karena hasil perhitungan ROA yaitu 0,57% dikategorikan masuk di dalam peringkat tiga. Di tahun 2011 ROA menunjukkan angka 0,78%, meningkat 0,21%. Hasil tersebut masih membuat Bank BNI Syariah masuk dalam kategori peringkat tiga yaitu CUKUP SEHAT. Sedangkan pada tahun 2012 BNI Syariah tetap masuk dalam kategori CUKUP SEHAT. Karena hasil perhitungan ROA menunjukkan angka 0,96% meningkat 0,19% dari tahun sebelumnya.

2) ROE (Return On Equity)
Tabel 4
Hasil Perhitungan ROE Bank BNI
Syariah Periode 2010-2012
No. Tahun
ROE Growth
NO
TAHUN
ROE
GROWTH
1
2010
3,47%

2
2011
6,16%
2,69%
3
2012
8,58%
2,42%

Nilai ROE pada tahun 2010 dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 ekuitas yang dimiliki perusahaan, perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp 3,47. Di tahun 2011 perusahaan menghasilkan laba Rp 6,16 dari setiap Rp 100 ekuitas yang dimiliki perusahaan. Terjadi peningkatan sebesar Rp 2,69 di tahun 2011 dari tahun sebelumnya.

Tabel 5
Ringkasan Aset dan Ekuitas Bank
BNI Syariah 2010-2012
Keterangan 2010 2011 2012
Laba Bersih 36,512 66,354 101,892
Ekuitas 1,051,450 1,076,677 1,187,219
Keterangan
Growth 2010-21011
Growth 2011-
2012
% Rp % Rp
Laba Bersih 81.73% 29,842 53.56% 35,538
Ekuitas 2.40% 25,227 10.27% 110,542
Sumber: Data Diolah Dari Ikhtisar Keuangan Neraca dan Laporan Laba Rugi BNI Syariah 2013
Peningkatan nilai ROE tersebut karena nilai pertumbuhan laba bersih dari tahun 2010 ke 2011 mengalami  peningkatan sebesar 82% dan Ekuitas di  tahun 2011 meningkat sebesar 2,40% dari tahun 2010. Pada tahun 2012 nilai ROE BNI Syariah adalah sebesar 8,58% yang berarti bahwa setiap Rp 100 ekuitas yang dimiliki perusahaan, perusahaan menghasilkan Rp 8,58. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp 2,42 dari tahun sebelumnya. Hal ini karena laba bersih BNI Syariah tahun 2012 tumbuh 53,56% dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 66.354 juta menjadi Rp 101.892 juta. Nilai ekuitas di tahun
2012 adalah sebesar Rp 1.187.219. Peningkatan nilai ekuitas tersebut tumbuh sebesar 10,27% dari tahun 2011.

Tabel 6
Matriks Kriteria Peringkat
Komponen ROE
Rasio Peringkat
ROE > 15% 1
12,5% < ROE ≤ 15% 2
5% < ROE ≤ 12,5% 3
0 < ROE ≤ 5% 4
ROE ≤ 0% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 Berdasarkan pada SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 (tabel 6) mengenai pengukuruan kinerja bank dari hasil perhitungan ROE dengan matriks penilaian peringkat, tahun 2010 Bank BNI Syariah dikatakan KURANG SEHAT. Hal ini karena hasil perhitungan ROE yaitu 3,47% dikategorikan masuk di dalam peringkat empat. Di tahun 2011 ROE menunjukkan angka 6,16 %, meningkat 2,98%. Hasil tersebut membuat Bank BNI Syariah masuk dalam kategori peringkat tiga yaitu CUKUP SEHAT. Sedangkan pada tahun 2012 BNI Syariah tetap masuk dalam kategori
CUKUP SEHAT. Karena hasil perhitungan ROA menunjukkan angka 8,58% meningkat 2,42% dari tahun sebelumnya.

3) GPM (Gross Profit Margin)
Tabel 7
Hasil Perhitungan GPM Bank BNI
Syariah Periode 2010-2012
NO
TAHUN
GPM
GROWTH %
1
2010
66,45%

2
2011
67,81%
1,36%
3
2012
68,92%
1,10%

Sumber: Data Olahan 2013 Pada tabel 7 GPM (Gross Profit Margin) dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang meningkat. Tahun 2010 setiap Rp 100 penjualan/pendapatan perusahaan, perusahaan menghasilkan Hak Bagi Hasil Milik Bank sebesar Rp 66,45 dan Rp 67,81 di tahun 2011.

 Tabel 8
Ringkasan Pendapatan dan Hak Bagi
Hasil Milik Bank Bank BNI Syariah
2010-2012
Keterangan 2010 2011 2012
Pendapatan 417,661 784,144 936,406
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
277,555 531,731 645,350
Keterangan
Growth 2010-
21011
Growth 2011-
2012
% Rp % Rp
Pendapatan 87.75% 366,483 19.42% 152,262
Hak Bagi Hasil
Milik Bank
91.58% 254,176 21.37% 113,619
Sumber: Data Diolah Dari Ikhtisar Keuangan Laporan Laba Rugi BNI Syariah 2013 Nilai GPM tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp 1,36. Peningkatan tersebut karena total pendapatan mengalami peningkatan sebesar 88% di tahun 2011 dari tahun sebelumnya yaitu Rp 417.661 juta serta Hak Bagi Hasil Milik Bank di tahun 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 91,58%. Nilai GPM di tahun 2012 adalah sebesar 68,92%, mengalami penurunan sebesar 1,10%. Meskipun pertumbuhan nilai GPM dari tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan, namun nilai GPM di tahun 2012 tetap menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan nilai GPM
tersebut disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan pendapatan dan Hak Bagi Hasil Milik Bank. Pertumbuhan nilai pendapatan dari tahun 2011 ke 2012 adalah sebesar 19,45%. Kemudian nilai pertumbuhan Hak Bagi Hasil Milik Bank sebesar 21,37%. Secara keseluruhan jika dilihat dari nilai GPM di tahun 2010-2012, menunjukkan kinerja yang baik. Karena semakin tinggi nilai GPM maka semakin baik   pula keadaan operasional perusahaan.

4) NPM (Net Profit Margin)
Tabel 9
Hasil Perhitungan NPM Bank BNI
Syariah Periode 2010-2012
No. Tahun
NPM Growth
%
1 2010 8,74%
2 2011 8,46% -0,28%
3 2012 10,88% 2,42%
Sumber: Data Olahan 2013 Nilai NPM (Net Profit Margin) pada tabel 4.4 di tahun 2010 adalah sebesar 8,74%, yang berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp
8,74. Pada tahun 2011 nilai NPM adalah sebesar 8,46% yang berarti setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih Rp 8,46.

Tabel 10
Ringkasan Pendapatan dan Laba
Bersih Bank Bank BNI Syariah 2010-
2012
Keterangan 2010 2011 2012
Pendapatan 417,661 784,144 936,406
Hak Pihak
Ketiga Atas
Bagi Hasil
Dana Syirkah
Temporer
140,106 252,413 291,056
Beban
Operasional
165,085 382,793 673,954
Laba Bersih 36,512 66,354 101,892
Tabel Lanjutan
Keterangan
Growth 2010-
21011
Growth 2011-
2012
% Rp % Rp
Pendapatan 87.75% 366,483 19.42% 152,262
Hak Pihak
Ketiga Atas
Bagi Hasil
Dana Syirkah
Temporer
80.16% 112,307 15.31% 38,643
Beban
Operasional
131.88% 217,708 76.06% 291,161
Laba Bersih 81.73% 29,842 53.56% 35,538
Sumber: Data Diolah Dari Ikhtisar Keuangan Laporan Laba Rugi BNI Syariah 2013 Jika dilihat nilai GPM tahun 2010 dan tahun 2011, nilai GPM di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp 0,28. Hal ini disebabkan oleh tingkat pertumbuhan pendapatan dibawah 100% yakni masing-masing sebesar 87,75%. Sedangkan nilai pertumubuhan laba bersih ditahun 2011 yaitu sebesar 81,73%. Pada tahun 2012 nilai NPM BNI Syariah adalah sebesar 10,88%, mengalami peningkatan sebesar 2,42% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,46%. Hal tersebut sangat berbeda dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2011 yang mengalami penurunan dari tahun 2010. Peningkatan nilai NPM ditahun 2012 terjadi karena laba bersih mencapai Rp 101.892 juta tumbuh sebesar Rp 35.538 juta atau 53,56% dibandingkan laba bersih selama tahun 2011 sebesar Rp 66.354 juta.
Secara keseluruhan kinerja Bank BNI Syariah bila dilihat dari nilai NPM ditahun 2011 dapat dikatakan kurang baik. Karena nilai NPM dari tahun 2010 ke 2011 mengalami penurunan. Sedangkan pada 2012 nilai NPM mengalami peningkatan. Hal ini berarti kinerja Bank BNI Syariah bila diukur dengan pertumbuhan nilai NPM di tahun 2012, lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan nilai NPM ditahun 2011. Penurunan nilai NPM ditahun 2011 disebabkan karena nilai pertumbuhan beban operasional yang tumbuh diatas 100%. Sedangkan pada nilai pertumbuhan pendapatan tumbuh dibawah 100%. Hal tersebut berarti Bank BNI Syariah tidak efisien dalam penggunaan biaya-biaya
operasionalnya. Tahun 2012 dapat dikatakan bahwa penggunaan biayabiaya operasional Bank BNI Syariah lebih efisien dibandingkan tahun 2011. Hal ini karena nilai pertumbuhan beban operasional di tahun 2012 dibawah 100%.

Solusi Meningkatkan Kinerja Keuangan Bank BNI Syariah
Bank BNI Syariah perlu meningkatkan kualitas kinerjanya pada tahun-tahun berikutnya. Menurut laporan laporan Direksi Bank BNI Syariah, disamping kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang melambat, Bank BNI Syariah tetap harus menjaga kinerja yang sesuai dengan target yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Direktur Bisnis Bank Syariah Imam T. Satono mengatakan bahwa, perusahaan akan menerapkan strategi ekspansi pembiayaan pada awal tahun sehingga masuk paruh kedua tidak perlu terlalu ekspansif, disamping kondisi perekonomian domestik tengah melambat. Imbuhnya, fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah, serta pembiayaan
perumahan, adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan Bank BNI Syariah pada tahun berikutnya. Dengan begitu dapat menaikkan nilai-nilai pada pembiayaan yang merupakan pengaruh terbesar peningkatan pada nilai aset. Sehingga Bank BNI Syariah dapat meningkatkan nilai pendapatan bagi hasil atas pembiayan yang diberikan dan dapat meningkatkan nilai laba bersih di tahun berikutnya. Selain itu, melihat perkembangan perekonomian domestik, Bank BNI Syariah akan melambatkan pertumbuhan pembiayaan di segmen komersial, utamanya untuk sekor-sektor kontruksi, pertambangan, dan sektor lain yang memiliki  kebutuhan impor cukup tinggi. Bank BNI Syariah juga harus mempertahankan strategi-strategi bisnis yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, dan meningkatkan kembali
jumlah nasabah melalui produk-produk unggulannya yang sudah ada seperti tabungan iB Hasanah, tabungan iB Bisnis Hasanah, produk pembiayaan Griya iB Hasanah, Talangan Haji iB Hasanah, Gadai Emas iB Hasanah, Wirausaha iB Hasanah dan iB Hasanah Card. Dengan melalu promosi dan sosialisasi yang tepat kepada segmensegmen tertentu adalah upaya lain yang dapat membantu Bank BNI Syariah dalam meningkatkan kinerja bisnisnya. Menurut anual report Bank BNI Syariah tahun 2013 pada rencana bisnisnya adalah dengan meningkatkan nilai fee based income antara lain melalui optimalisasi bisnis rahn, kartu Hasanah, pengembangan remittance dan trade finance serta transactional banking. Dengan demikian peran Bank BNI Syariah dengan sistem bagi hasil ada sisi pengerahan dana, dapat
mendukung program pemerintah dalam upaya pemerataan pendapatan secara adil. Sedangkan pada sisi penyaluran dana dimana bank syariah mampu memperluas daya jangkau dan penetrasi penyaluran dana ke semua lapisan masyarakat. Hal tersebut akan mendukung program pemerintah dalam upaya perluasan kesempatan berusaha yang berdampak pada perluasankesempatan kerja, dan mendukung upaya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

sumber : google.com